Jumat, 09 September 2011

Mantap Nenek 69 Tahun Jadi DJ

Nenek berusia 69 tahun itu masih berjiwa muda. Di malam hari ia menjadi disc jockey di salah sebuah klub musik.



Ruth Flowers adalah seorang pensiunan. Ketika merayakan pesta ulang tahun cucu laki-lakinya ia merasa sreg dengan house music. Akhirnya ia ketagihan dan sekarang ia menjadi disc jockey. Di kupingnya bertengger headphone perak, dengan hiasan mengkilat.


Quote:
Celana training Adidasnya berwarna merah. Rambut putihnya berdiri tegak. Ia mengenakan pula kacamata hitam besar. Ruth Flowers sesekali melambaikan tangannya tinggi-tinggi. Ratusan orang di hadapannya yang berada di lantai dansa dengan sorotan lampu hijau berjingkrak mengikuti irama house music yang diputar Flowers
Peristiwa itu terjadi saat berlangsungnya festival film Cannes. Flowers disewa untuk menjadi disc jockey di sebuah pesta pribadi yang berlangsung di villa mewah Murano. Di tempat itu ada pula penyanyi terkenal seperti Mariah Carey dan Lenny Krawitz.
“Pertunjukan di festival film Cannes itu luar biasa. Itu adalah dobrakan saya,”kata disc jockey berusia 69 tahun tersebut. “Beberapa pekan lalu saya juga manggung di Queen, sebuah diskotik terkenal di Champs-Élysées. Itu luar biasa, semuanya anak muda. Kalau di pesta yang digelar di festival film itu adalah untuk orang-orang penting dari industri film. Namun anak-anak muda di Queen, mereka datang khusus untuk saya. Mereka ingin menyentuh saya.
Setelah penampilan di Champs-Élysées, semuanya menjadi gempar. “Mereka ingin melihat dan mewawancara saya. Saat ini saya sedang sibuk mengatur penampilan di seluruh dunia. Saya akan terus menjadi disc jockey, selama saya sehat. Saya pernah lari maraton ketika umur saya 57 tahun. Memang saya tua, namun saya menikmati apa yang saya lakukan. Kadang saya juga ikut berajojing dengan para penari ketika show saya. Namun itu tidaklah lama. Ya, saya harus tetap memperhatikan lagu yang saya putar. Saya senang bergerak, itu membuat saya sehat.
Sekitar empat tahun lalu, Flowers memulai karirnya sebagai disc jockey. Ia sebelumnya memiliki dua toko bahan pakaian. Namun ketika suaminya pensiun, ia menjual tokonya. Ia tetap tinggal di Bristol, Inggris, namun karena ia bekerja sama dengan produser Prancis, maka Prancis menjadi pusat kegiatannya.
Bukan untuk Anda
“Suatu hari saya datang ke pesta ulangtahun cucu laki-laki saya di sebuah diskotik. Saya datang ke tempat itu lalu penjaga pintu berkata: Anda tidak mau ke dalam kan, nyonya? Namun saya menjawab: ya saya mau ke dalam, kan perayaan ulang tahun cucu saya. Di dalam ketika saya masuk, suasananya penuh energi, setiap orang terlihat gembira. Lalu saya berfikir: Ini memang yang diperlukan kaum muda, di sana mereka dapat melampiaskan energi mereka. Anda boleh mengeluh soal anak muda, namun lebih baik anda juga berbuat sesuatu. Lalu saya berfikir: Saya akan mencoba untuk memulai show disko seperti ini. Cucu laki-laki saya menyambut gembira: Oma kalau kau melakukan itu wah… luar biasa.
Flowers berhasil menghubungi produser Prancis, Aurelien Simon.”Ia memiliki ide gila untuk membuat saya, nenek-nenek disc jockey yang berkilau. Aurelien memperdengarkan saya house music dan mempelajari saya pentingnya irama untuk berdansa. Saya sudah tua, saya berasal dari jaman Frank Sinatra. Saya juga harus belajar mencampur musik, saya tidak tahu apa-apa soal meja pemutar lagu. Dan itu sangat menyenangkan. Sekarang saya sudah bisa dan itu sama sekali tidak sulit.
Flowers memutar house music, elektro dan rock namun ia juga memutar lagu-lagu nostalgia. “saya menyelipkan lagu-lagu Queen, Abba. Dan juga James Brown. Dan akan banyak lagi, saya masih harusi, mencari lagi apa yang saya suka dulu.
Ia merasa tidak ada salahnya berada di antara kaum muda yang berajojing, pengeras suara dan irama yang menyentak-nyentak. “Kadang saya berfikir kembali sebelum manggung, dan bertanya: apa sih yang sebetulnya saya lakukan disini? Saya kan bukan termasuk di antara mereka. Namun itu hanya sekejap saja. Selanjutnya saya jalan ke panggung dan mulai bekerja. Saya sangat tergila-gila menjadi disc jockey.
Flowers merasa, penampilannya adalah produk pemasaran belaka.”Lihat ini baju saya, ya tentu saja untuk pertunjukan. Ini celana training saya, sepatu olahraga dan perhiasan berkilau, tentu saja tidak saya gunakan sehari-hari. Itu adalah citra yang sengaja diciptakan. Namun bukankah itu yang dilakukan setiap artis? Seluruh hidup saya sebetulnya sudah sedikit eksentrik.
Flowers benar-benar menikmati pekerjaannya. Dalam beberapa pekan mendatang ia akan tampil di Luksemburg, Swiss dan Prancis. “Kami sekarang juga sedang mulai untuk merekam cd saya yang pertama. Itu belum selesai, kami masih harus menyelesaikannya. Cd saya itu memiliki irama yang agak menyimpang, bukan seperti biasa. Sekali lagi ia tertawa keras. Flowers: “Saya menikmatinya”
“Anda tau tidak, cucu laki-laki saya menyatakan saya luar biasa. Semua teman-temannya di sekolah bahkan menyuruh cucu saya itu untuk menyediakan karcis menonton penampilan saya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar